Menurut Vernon (1971) personality assessment adalah kegiatan
mengenali, mengerti dan memahami orang lain dengan menggunakan metode-metode
ilmiah untuk digunakan dalam keperluan seleksi,konseling,bimbingan dan
penelitian. Wawancara menurut Kaplan (2013) adalah proses interaktif, bahwa
peserta (pewawancara dan yang diwawancarai)
mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Menurut Stewart dan Cash (2006) adapun tujuan dan bentuk, wawancara memiliki tiga bagian
utama, yaitu: The opening / Pembukaan, The body / Isi, The closing / Penutupan.
Menurut Kerlinger(2013) Wawancara merupakan suatu seni, lebih-lebih
perencanaan dan penulisan skedulnya. Lazimnya seorang pendatang baru belum
mampu menghasilkan skedul yang baik. Ini disebabkan oleh beberapa hal seperti
kemajemukan arti dan ambiguitas kata, kurang ketajaman dan keterusmenerusan
pemusatan perhatian pada masalah dan hipotesis yang sedang dikaji , kurangnya
penghargaan terhadap skedul sebagai suatu instumen pengukur, dan kurangnya
latar belakang dan pengelaman yang dibutuhkan.
Garis besar wawancara
meliputi urutan topic yaitu secara alami akan mengikuti pembagian suatu
permasakahan atau isu pokok, yang kedua adalah urutan waktu yaitu memperlakukan
topic atau bagian topic dalam urutan kronologis. Ketiga adalah urutan ruang
dimana urutan ruang dapat mengatur topic melalui pembagian ruang, kiri ke
kanan, atas ke bawah dsb. Keempat adalah urutan sebab akibat yaitu
mengeksplorasi sebab akibat tersebut. Dan yang terakhir adalah urutan solusi
masalah terdiri atas tahapa masalah dan solusi.
Wawancara memiliki 2
jenis yaitu terstruktur dan tidak terstruktur,menurut Anastasi, A & Urbina,
2007 wawancara yang terstruktur adalah wawancara yang memiliki topic pembicaraan
yang sudah ditentukan terlebih dahulu, kelebihan dalam wawancara ini adalah isi
pembicaraan akan lebih fokus dan kelemahan dari wawancara terstruktur adalah
terlalu formil dan kaku. Wawancara tidak berstruktur yaitu wawancara yang tidak
memiliki arah pembicaraan yang jelas, kelebihannya adalah pembicara akan
berlangsung dalam suasana bebas dan santai dan kelemahannya adalah pembicaraan
akan mudah menyimpang kearah lain atau tidak fokus.
Observasi adalah
keterampilan sehari-hari yang lain, yang merupakan metodologi sistematis dan
diterapkan dalam penelitian kualitatif. Hampir semua indera yaitu melihat,
mendengar, dan mencium dapat diitegrasikan ke observasi (dalam Flick, 2014).
Jenis observasi ada dua yaitu observasi terstruktur
dan tidak terstruktur, Suatu observasi yang prosedur dan pelaksanaannya sangat
ketat dan biasanya dibantu dengan alat-alat yang peka dan dalam lembar
observasinya dipergunakan proses kontrol yang memungkinkan observasi dilakukan
kembali lembar observasinya biasanya sangat terperinci dan rancangannya sangat
kompleks. Sedangkan observasi tidak terstruktur adalah Suatu proses observasi
yang dilakukan secara spontan terhadap suatu gejala tertentu tanpa
mempergunakan alat-alat yang peka atau pengontrolan kembali atas ketajaman
hasil observsi tadi.lembar observasi dibuat sangat sederhana, hanya berisi
garis besar tanpa suatu rancangan yang kompleks.
Observasi dapat
dilakukan secara makro ataupun mikro bila seluruh tingkah laku menjadi objek
observsi maka observasi ini dikatakan sebagai observasi dan Apabila tingkah
laku dipecah-pecah lagi kedalam detil maka dinamakan observasi makro